Rabu, 23 Juli 2008

Never Give Up...


Dikisahkan oleh Bud Greenspan dalam bukunya "100 Greatest Moments in Olympic History" menjelaskan kisah menarik tentang atlet pria pada Olimpiade musim panas di Mexico tahun 1968. Pelari Ethiopia - Abebe Bikila yang difavoritkan merebut emas Olimpiade ke-3nya tersingkir karena cedera yang dialaminya. Rekannya, Mamo Wolde memenangkan medali emas, sementara Kenji Kimihara, pelari Jepang merebut medali perak. Pertandingan ini berlangsung pada tanggal 20 Oktober 1968 di stadion Olympic Mexico.

Namun kisah menariknya ketika pertandingan sudah dinyatakan usai dan sudah banyak orang meninggalkan stadion, John Stephen Akhwari, pelari dari Tanzania tetap berlari memasuki stadion untuk menyelesaikan perlombaan. Yang menarik dari kisah ini - Akhwari berlari dengan kaki yang berdarah dan diperban! Dengan berlari kesakitan di setiap langkahnya, dia memasuki garis finish. Sementara penonton dan pelari lainnya terkesima untuk kemudian memberikan tepuk tangan dan teriakan meriah laksana dia seorang juara!

Akhwari sangat kaget ketika ditanya wartawan mengapa dia tidak mundur saja daripada menahan rasa sakit padahal sudah tidak ada peluang lagi untuk menang. Tampaknya dia terkejut dengan pertanyaan tersebut, kemudian Akhwari menjawab : "I don't think you understand. My country did not send me to Mexico City to start the race. They sent me to finish the race." (Saya tidak yakin anda tahu. Negara saya tidak mengirim saya ke kota Meksiko hanya untuk mengikuti start pertandingan. Mereka mengirim saya untuk menyelesaikan pertandingan.). Coba kita perhatikan apa makna terdalam dari cerita ini? Akhwari menunjukkan bahwa menyerah karena cedera bukanlah pilihan seseorang yang bermental juara. Gagal menjadi juara ternyata bukan alasan bagi kita untuk harus menyerah dan mengakhiri pertandingan sebelum waktunya. Kepercayaan yang diberikan kepada kita harus kita pertanggungjawabkan meskipun kita mengalami kegagalan.

Kita juga hidup dalam suatu pertandingan, pertandingan untuk memenangkan kehidupan. Kita memulai, kita ikut berlari, namun banyak di antara kita sudah menyerah sebelum menyelesaikan perlombaan. Kita hidup dan berkembang seperti lari maraton 40 km. Jika kita menyerah pada kilometer ke-30, kita tidak akan pernah merasakan nikmatnya sampai di garis finish! Maka janganlah cepat menyerah, kerahkan seoptimal mungkin kemampuan anda!

Tidak ada komentar: