Kamis, 24 Juli 2008

Racun kesuksesan


Suatu ketika ada seorang profesor mengadakan beberapa percobaan kepada beberapa ekor monyet, sang profesor berencana menyelidiki kepribadian dan tingkah laku para monyet. Professor menyiapkan sebuah lobang dalam dan menaruh sebuah tongkat panjang ditengah tengah lubang tersebut, dan diujung tongkat diikatkan sesisir pisang yang sangat besar dan begitu nikmat. Sang proffesor pun memulai percobaannya dengan memasukkan monyet pertama ke dalam lubang tersebut.
Monyet pertama : Waduh buat apa sich gw dimasukin kedalam lubang inie..tapi kok diatas ada
pisang yang uennak banget ya, oh si pak tua itu mau kasi gw pisang kali ya,
achh gw panjat ah pisangnya.
Tapi begitu monyet pertama mendekati pisang tersebut tiba tiba sang proffesor menyemprot si monyet dengan kerasnya sehingga monyet pertama jatuh kembali ke dalam lubang.
Monyet pertama : Achhh sialan nnich si pak tua, mau ngasi gw pisang kok malah disemprot
(cape dech...), ogah gw manjat lagi, mau makan aja SUSSAHHH amat.
Begitu melihat monyet pertama tidak ada reaksi lagi untuk memanjat, proffesor pun memasukkan lagi monyet kedua.
Monyet kedua : Allo bro. ngapain kita ditaruh disini? Mana gelap lagi. aya aya wae...
Monyet pertama : Tau tuh pak tua.
Monyet kedua(sambil melihat ke atas) : Tapi bro kok diatas kok ada pisang mantepp tuch. gw ambil achh..
Monyet pertama : Ambil aja kalo bisa.
Monyet kedua pun berusaha memanjat tongkat untuk mengambil pisang tsb, tetapi begitu dia sampai diatas dia pun di semprot juga oleh sang profesor yang membuat dia jatuh ke dalam lubang lagi.
Monyet pertama : he.he.he emang enak.
Monyet kedua : kurang asem, gw disemprot bro.
Monyet pertama : hahahaha gw jg td disemprot bos, SUSSAAAAH kalo mau ambil tu pisang.
Monyet kedua : Iya SUSAAHH ya.
Begitu melihat tdk ada reaksi lg dari monyet kedua, sang profesor pun memasukkan monyet ketiga.
Monyet ketiga : hello you and you. what we're doing in here?
Monyet pertama : ach sok inggris loe, ngomong indonesia aja becek. Sok british loe.
Monyet ketiga(sambil melihat keatas) : Banana Bananas . look there's a banana.
Monyet kedua : Jgn diambil bro . Susah kalo loe mau ngambil. kita berdua udah nyoba. SUSSAAHHH.
Monyet ketiga : Oh gt ye. gw percaya both of you dach kl gt.
tanpa melakukan apa apa monyet ketiga pun tidak mengambil pisang tersebut.
Melihat hal tsb profesor pun mengambil monyet I dan ke II dari dlm lubang dan meninggalkan monyet ke III di dalam sendirian.
Selang waktu beberapa lama proffesor memasukkan monyet ke IV ke dalam lubang.
monyet ke IV pun melihat pisang diatas lubang tetapi monyet ke III berusaha melarangnya dan berkata:
Monyet ketiga : kata monyet I dan II susah kalo loe mau ngambil pisang yg diatas. Mereka dach nyoba tapi gagal, jd gw saranin loe jgn coba coba ambil dach.
Monyet ke empat : Ach kalo susah nya ngapain gw cape cape manjat ke atas.
Setelah menunggu beberapa lama proffesor yakin bahwa monyet ke IV yg dia masukkan tdk akan memenjat, diapun memasukkan monyet ke V.
Monyet ke V pun melihat hal yang sama bahwa di atas ada pisang yg begitu nikmat dan diapun berniat untuk mengambilnya, tp sebelum dia melakukannya monyet ke III dan ke IV berkata:
monyet III & IV : bos jangan loe coba coba ambil dech. Loe nggak bakal bisa, SUSSSAAAAH bos.
td monyet I dan II udah nyoba tapi gagal.
Mendengar hal tsb monyet ke V berkata
Monyet ke V : Loe bedua udah nyoba blm?
Monyet III dan IV : Belum....tappppp.. kattt
sebelum mereka menyeliesaikan omongannya monyet ke V berkata
Monyet ke V : Accchhh belum nyoba kok nyerah.
Tu pisang mantap bgt, gw blm pernah melihat pisang sebagus itu. Gw harus
makan tu pisang.
Monyet III dan ke IV : terserah, yg pasti kita udah ngingetin ya.
Monyet ke V pun memanjat tongkat tsb tetapi begitu kepalanya nongol diatas profesor pun menyemprotnya, dan monyet ke V pun terjatuh lagi.
Monyet III dan ke IV menertawakannya. hahahahahahhahah, udah gw bilang kan..
tetapi monyet ke V tidak menyerah, dia mencoba lg memanjat.
Tetapi apa yang terjadi, begitu dia sampai diujung tongkat si profesor tdk melakukan apa apa, dia hanya melihat sang profesor tersenyum sambil mengacungkan kedua jempol tangannya.
Monyet ke V pun berhasil meraih pisang impiannya. Dan menikmatinya di depan monyet monyet yang lain.

PELAJARAN APA YG BISA KITA AMBIL DARI CERITA DI ATAS :
  • Sukses tidak akan dicapai dengan mudah. Kegagalan adalah prosesnya.
  • Jgn berkata tidak bisa sebelum mencoba
  • Miliki impian(pisang yg menjadi impian monyet ke V), karena impian akan menjadi bahan bakar kesuksesan anda.
  • Jangan mendengarkan nasehat orang gagal, karena itu racun kesuksesan anda.

Rabu, 23 Juli 2008

Never Give Up...


Dikisahkan oleh Bud Greenspan dalam bukunya "100 Greatest Moments in Olympic History" menjelaskan kisah menarik tentang atlet pria pada Olimpiade musim panas di Mexico tahun 1968. Pelari Ethiopia - Abebe Bikila yang difavoritkan merebut emas Olimpiade ke-3nya tersingkir karena cedera yang dialaminya. Rekannya, Mamo Wolde memenangkan medali emas, sementara Kenji Kimihara, pelari Jepang merebut medali perak. Pertandingan ini berlangsung pada tanggal 20 Oktober 1968 di stadion Olympic Mexico.

Namun kisah menariknya ketika pertandingan sudah dinyatakan usai dan sudah banyak orang meninggalkan stadion, John Stephen Akhwari, pelari dari Tanzania tetap berlari memasuki stadion untuk menyelesaikan perlombaan. Yang menarik dari kisah ini - Akhwari berlari dengan kaki yang berdarah dan diperban! Dengan berlari kesakitan di setiap langkahnya, dia memasuki garis finish. Sementara penonton dan pelari lainnya terkesima untuk kemudian memberikan tepuk tangan dan teriakan meriah laksana dia seorang juara!

Akhwari sangat kaget ketika ditanya wartawan mengapa dia tidak mundur saja daripada menahan rasa sakit padahal sudah tidak ada peluang lagi untuk menang. Tampaknya dia terkejut dengan pertanyaan tersebut, kemudian Akhwari menjawab : "I don't think you understand. My country did not send me to Mexico City to start the race. They sent me to finish the race." (Saya tidak yakin anda tahu. Negara saya tidak mengirim saya ke kota Meksiko hanya untuk mengikuti start pertandingan. Mereka mengirim saya untuk menyelesaikan pertandingan.). Coba kita perhatikan apa makna terdalam dari cerita ini? Akhwari menunjukkan bahwa menyerah karena cedera bukanlah pilihan seseorang yang bermental juara. Gagal menjadi juara ternyata bukan alasan bagi kita untuk harus menyerah dan mengakhiri pertandingan sebelum waktunya. Kepercayaan yang diberikan kepada kita harus kita pertanggungjawabkan meskipun kita mengalami kegagalan.

Kita juga hidup dalam suatu pertandingan, pertandingan untuk memenangkan kehidupan. Kita memulai, kita ikut berlari, namun banyak di antara kita sudah menyerah sebelum menyelesaikan perlombaan. Kita hidup dan berkembang seperti lari maraton 40 km. Jika kita menyerah pada kilometer ke-30, kita tidak akan pernah merasakan nikmatnya sampai di garis finish! Maka janganlah cepat menyerah, kerahkan seoptimal mungkin kemampuan anda!